ukhuwah

ukhuwah

Senin, 12 Desember 2011

Menghibur Hati yang Sedih

Bagaimana supaya hati kita tidak dirundung kesediahan dan
dapat menikmati kebahagiaan dengan tenang, berikut ini 4
(empat) kiat sederhana agar kita senantiasa dalam
kebahagiaan:
1. Jangan gantungkan hati kita pada dunia (makhluk)
 “Sesungguhnya dunia itu indah dan manis, dan Allah akan
menyerahkannya kepada kamu. Maka Dia akan melihat
bagaimana kamu berbuat kepadanya” (HR.Muslim). Ikatlah
hati kita untuk selalu mengingat Allah “…ingatlah hanya
dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram” (QS. Ar
Ra’d:28) Bila seseorang mampu menghindarkan hatinya dari
ketergantungan dunia, maka sesungguhnya itu adalah
kebahagiaan hakiki. Gemerlap dunia tidak membuat hati
menjadi sedih; mobil mewah, rumah megah dan lain-lain.
Tidak ada perhiasan dunia yang mampu membuat hati menjadi
sedih. Tidak ada bedanya ia bisa memiliki perhiasan itu
atau tidak memilikinya, hatinya tetap bahagia
2. Siap untuk miskin dan tidak lupa pula untuk siap kaya.
 Rasulullah saw bersabda “lihatlah orang yang di bawahmu,
dan jangan melihat orang yang diatasmu. Karena demikian
itu lebih tepat, supaya kamu tidak meremehkan ni’mat
karunia Allah kepada kamu” (HR Bukhari Muslim). Menjadi
kaya adalah harapan umumnya orang, tapi tidak semua orang
mendapatkan nasib baik, sehingga ia menikmati kekayaan.
Ketika kita sudah terlatih dan sukses menjalani hidup
dalam keadaan yang “tidak kaya” dalam arti kekurangan
harta, tetapi hatinya kaya akan kebaikan, maka kita juga
harus mempersiapkan hati kita jika suatu ketika Allah
memberi amanah kelebihan harta. Kita tetap melakukan
kebaikan dan tidak lupa bahwa kekayaan itu adalah milik
Allah.
3. Jangan Takut Melawan Cobaan. “Dan sesungguhnya akan
kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (QS.
Al Baqorah:155). Orang takut ketika menerima cobaan dan
mengharap agar cobaan tidak datang menimpanya, tetapi
sudah menjadi sunnatullah setiap kita akan menerima cobaan
itu. “Tiap-tiap ummat mempunyai cobaan dan ujian
sendiri-sendiri” (HR. At Tirmidzi). Wajar kita merasa
sedih dan mungkin terkejut dengan datangnya cobaan, tetapi
jangan sampai kesedihan itu berlarut-larut sehingga kita
tidak mempunyai semangat untuk segera keluar dari cobaan
itu. Lakukan tindakan untuk mengakhiri cobaan yang ada.
“Bekerjalah! nanti Allah, rasulNya dan orang-orang mukmin
yang akan melihat pekerjaanmu…” (QS. At Taubah:105).
4. Silaturahim. Menceritakan kesedihan yang kita alami
kepada orang-orang mukmin yang kita percaya sebagai upaya
untuk berbagi dan meminta nasehat jalan keluar dari
kesedihan, dapat kita lakukan. “Barang siapa yang melawat
orang sakit atau ziyarah kepada Sahabatnya karena Allah,
maka selamatlah perjalananmu dan selamat menjadi pribumi
di surga” (HR. At Tirmidzi). Jika Allah menghendaki, dari
silaturahim yang kita lakukan maka akan kita temukan
solusi permasalahan yang membuat hati kita sedih. “Barang
siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditunda umurnya
(ajalnya) hendaknya menyambung silaturrahim” (HR. Bukhari
Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar